Ada Apa Dengan Cinta?
Kita sedang membahas mengatasi masalah cinta. Memangnya ada apa dengan cinta? Bukankah cinta itu suci dan agung? Justru karena anggapan cinta itu suci dan agung, maka banyak orang yang mengikuti secara mutlak apa yang (dia pikir) datang dari cinta. Inilah masalah utama dengan cinta, saat kita tertawan oleh cinta yang salah, oleh cinta yang tidak semestinya.Ya, cinta akan menjadikan diri Anda tawanan apa yang Anda cintai. Prosesnya seperti apa yang dijelaskan oleh Ibnul Qayyim:
- berawallah hubungan antara hati dengan apa yang dilihat-nya.
- Lalu hubungan itu menguat sehingga menjadi kerinduan yang tertuang ke segenap sisi hati.
- Kerinduan itu pun menguat hingga menjadi gharam (cinta membara), seperti gharim (orang yang berpiutang) yang tak pernah meninggalkan gharim-nya (orang yang berhutang padanya).
- Lalu gharam itu pun menguat hingga menjadi Hsyq, yaitu cinta yang berlebihan.
- Lalu ia pula menguat hingga menjadi syaghaf, yaitu cinta yang sampai menukik tajam dan menyatu dengan hati.
- Kemudian ia ju-ga menguat hingga menjadi tatayyum, yakni penyembahan.
- Ia menyembah cinta, hatinya pun kemudian menjadi hamba bagi orang yang ia tidak layak menjadi hambanya.
Demi Cintaku Padamu
Inilah puncak masalah cinta. Saat cinta sudah tidak terbendung, saat diri sudah menjadi tawanan apa yang kita cintai, maka kita bisa dengan mudah mengatakan: “demi cintaku padamu…” kemudian dia mau melakukan apa saja dengan yang dicintainya.Coba perhatikan, berikut adalah fenomena yang terjadi dalam kehidupan kita berkaitan dengan cinta:
- Banyak orang yang rela melakukan dosa demi cintanya kepada lawan jenis, mulai berdua-duaan di tempat yang sepi, berpegangan tangan, saling memandang, berzina, bahkan sampai bunuh diri. Semuanya dosa namun terbungkus oleh keindahan cinta yang menjadikan diri kita tawanan.
- Begitu juga, banyak orang yang rela melakukan dosa demi cintanya kepada harta. Menipu, korupsi, kolusi, mencuri, dan berbagai perbuatan jahat lainnya adalah karena cinta kepada harta benda. Mereka mau menghalalkan segala cara demi cintanya pada harta.
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.” (Al-Baqarah: 165).
Cinta itu sangat halus, merasuk ke dalam hati. Dalil dan pembenaran pun muncul demi apa yang dicintainya. Inilah mengapa kita harus mengetahui cara mengatasi masalah cinta.
The Power of Love
Cinta itu memiliki kekuatan, bahkan motivasi diri berawal dari cinta. Cinta adalah penggerak. Cintalah yang menjadikan kita bertindak. Jika apa yang kita cintai itu benar, maka benarlah apa yang kita lakukan. Sebaliknya, jika apa yang kita cintai itu salah, maka salahlah apa yang kita lakukan.Ibnul Qayyim mengatakan:
- Cinta menggerakkan seorang pecinta untuk mencari yang dicintai-nya, dan kecintaannya akan sempurna manakala ia telah mendapatkan-nya.
- Maka, cinta itulah yang menggerakkan pecinta Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih), pecinta Al-Qur’an, pecinta ilmu dan iman, pecinta mate-ri dan uang, pecinta berhala-berhala dan salib, pecinta wanita dan anak-anak, pecinta tanah dan air dan cinta pula yang menggerakkan pecinta saudara-saudaranya.
- Hatinya akan tergerak kepada yang dicintainya dari hal-hal di atas.
- Hatinya tergerak saat yang dicintainya disebutkan, dan tidak ketika disebutkan yang lain.
Langkah Kedua Cara Mengatasi Masalah Cinta
Ok, tadi kita sudah membahas langkah pertama Cara Mengatasi Masalah Cinta yaitu memahami bahaya dari masalah cinta. Setelah Anda memahami bahaya masalah cinta, maka Anda akan otomatis mengalihkan cinta Anda kepada cinta hakiki, yaitu Allah Subhaanahu wa ta’ala. Bukan berarti tidak boleh mencintai makhluq-Nya, namun cinta kita kepada makhluq-Nya adalah dalam rangka cinta kita kepada Allah.Cara Mengatasi Masalah Cinta Itu Dengan Tazkiyatun Nafs
Sekarang, kita bahas bagaimana Cara Mengatasi Masalah Cinta langkah kedua. Apa langkah keduanya? Membersihkan hati kita sehingga kita memiliki hati yang sehat (qalbun salim) dan terus menjaganya. Menurut Ibnul Qayyim:Qalbun salim adalah hati yang selamat dari menjadikan sekutu untuk Allah dengan alasan apa pun. la hanya mengikhlaskan penghambaan dan ibadah kepada Allah semata, baik dalam kehendak, cinta, tawakal, inabah (kembali), merendahkan diri, khasyyah (takut), raja’ (pengharapan), dan ia mengikhlaskan amalnya untuk Allah semata. Jika ia mencintai maka ia mencintai karena Allah. Jika ia membenci maka ia membenci karena Allah. Jika ia memberi maka ia memberi karena Allah. Jika ia menolak maka ia menolak karena Allah.
Insya Allah, semoga Allah memberikan kekuatan, saya akan membahas tentang cara membersihkan hati (tazkiyatun nafs) di lain waktu. Atau Anda bisa membaca buku Tazkiyatun Nafs karangan Said Hawwa yang bisa Anda dapatkan di toko buku kesayangan Anda. Inti yang ingin saya sampaikan disini adalah cara mengatasi masalah cinta itu ialah tiada lain dengan membersihkan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar