Komponen Dasar Elektronika – Induktor
Induktor adalah komponen yang tersusun dari lilitan kawat. Induktor termasuk juga komponen yang dapat menyimpan muatan listrik. Bersama kapasitor induktor dapat berfungsi sebagai rangkaian resonator yang dapat beresonansi pada frekuensi tertentu.Fungsi Induktor:
- Penyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet
- Menahan arus bolak-balik/ac
- Meneruskan/meloloskan arus searah/dc
- Sebagai penapis (filter)
- Sebagai penalaan (tuning)
Nilai/harga dari inductor disebut sebagai induktansi dengan satuan dasar henry.
Simbol Induktor :
Contoh bentuk fisik induktor :
- Fixed coil, yaitu inductor yang memiliki harga yang sudah pasti. Biasanya dinyatakan dalam kode warna seperti yang diterapkan pada resistor. Harganya dinyatakan dalam satuan mikrohenry (μH).
- Variable coil, yaitu inductor yang harganya dapat diubah-ubah atau disetel. Contohnya adalah coil yang digunakan dalam radio.
- Choke coil (kumparan redam), yaitu coil yang digunakan dalam teknik sinyal frekuensi tinggi.
Semikonduktor intrinsik
adalah semikonduktor yang belum disisipkan atom-atom lain(atom pengotor).
Semikonduktor ekstrinsik
adalah semikonduktor yang sudah dimasukkan sedikitketidakmurnian (doping).
Akibat doping ini maka hambatan jenis semikonduktor mengalami penurunan.
Semikonduktor jenis ini terdiri dari dua macam, yaitu semikonduktor tipe-P(pembawa muatan hole) dan tipe-N (pembawa muatan elektron).
Komponen semikonduktor:
1.
Dioda
, dapat berfungsi sebagai penyearah arus, stabilisasi tegangan dan detektor.
2.
Transistor
, dapat berfungsi sebagai penguat arus/tegangan dan saklar.Transistorterdiri dari dua jenis yaitu
PNP
dan
NPN
.
Semikonduktor tipe-P
Elektron Valensi
Ditulis oleh Zulfikar pada 17-04-2010
Telah
kita bahas bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi kenaikan nomor
atomnya, dan kita juga sudah bahas bahwa pembeda dari suatu unsur
terhadap unsur lainnya adalah elektron valensi. Atas dasar ini kita bisa
melihat sifat tersebut.Elektron valensi adalah elektron yang berada pada orbital terluar dan elektron ini yang berperan untuk melakukan interaksi. Pada Gambar 2.21, tampak bahwa jumlah elektron valensi meningkat naik dari kiri kekanan, elektron valensi pada golongan IA adalah s1, meningkat pada golongan IIA menjadi s2, demikian pula pada golongan IIIA meningkat menjadi s2, p1, semakin kekanan jumlah elektron valensi bertambah. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa dalam tabel periodik, elektron valensi meningkat jumlahnya, karena unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom yang mencerminkan jumlah elektron maupun jumlah proton. Sedangkan dalam satu golongan setiap unsur memiliki elektron valensi yang sama karena penggolongan unsur didasari atas kesamaan jumlah elektron valensi.
Resistor
04
Apr
Gambar Resistor Karbon
Kode warna pada resistor menyatakan harga resistansi dan toleransinya. Semakin kecil nilai toleransi suatu resistor adalah semakin baik, karena harga sebenarnya adalah harga yang tertera (harga toleransinya). Misalnya suatu resistor harga yang tertera = 100 Ohm mempunyai toleransi 5 %, maka harga yang sebenarnya adalah 100 – (5 % x100) s/d 100 + (5 % x100) = 95 Ohm s/d 105 Ohm.
Terdapat resistor yang mempunyai 4 gelang warna dan 5 gelang warna seperti yang terlihat pada gambar 3.
Tabel kodewarna
Arti kode warna pada resistor 5 gelang adalah:
Gelang 1 = Angka pertama
Gelang 2 = Angka kedua
Gelang 3 = Angka ketiga
Gelang 4 = Faktor pengali
Gelang 5 = Toleransi
Resistor yang mempunyai kode angka dan huruf biasanya adalah resistor lilitan kawat yang diselubungi dengan keramik/porselin, seperti gambar 4.
Arti kode angka dan huruf pada resistor ini adalah sebagai berikut:
- 82 K( 5% 9132 W
5% berarti besarnya toleransi 5%
9132 W adalah nomor serinya
- 5 W 0,22 ( J
0,22 ( berarti besarnya resistansi 0,22 (
J berarti besarnya toleransi 5%
- 5 W 22 R J
22 R berarti besarnya resistansi 22 (
J berarti besarnya toleransi 5%
- 5 W 1 K( J
1 K( berarti besarnya resistansi 1 K(
J berarti besarnya toleransi 5%
- 5 W R 1 K
R 1 K berarti besarnya resistansi 1 K(
- RSN 2 P 22 KK
22 K berarti besarnya resistansi 22 K(
K berarti besarnya toleransi 5%
- 1 k 5 berarti besarnya resistansi 1.5 K(
Induktor
12
Apr
Induktor adalah komponen
listrik/elektronika yang digunakan sebagai beban induktif. Simbol
induktor dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Nilai
induktansi sebuah induktor dinyatakan dalam satuan Henry. 1 Henry =
1000 mH (mili Henry). Induktor yang ideal terdiri dari kawat yang
dililit, tanpa adanya nilai resistansi. Sifat-sifat elektrik dari sebuah
induktor ditentukan oleh panjangnya induktor, diameter induktor, jumlah
lilitan dan bahan yang mengelilinginya.
Induktor dapat disamakan dengan
kondensator, karena induktor dapat dipakai sebagai penampung energi
listrik. Di dalam induktor disimpan energi, bila ada arus yang mengalir
melalui induktor itu. Energi itu disimpan dalam bentuk medan magnit.
Bila arusnya bertambah, banyaknya energi yang disimpan meningkat pula.
Bila arusnya berkurang, maka induktor itu mengeluarkan energi.
Rumus untuk menetukan induksi sendiri dari sebuah induktor gulungan tunggal ialah:
L = 4 x ( x r x (2xr/d + 0,33) 10-9 x n
Dimana: L = Induksi sendiri dalam satuan Henry (H)
r = jari-jari koker lilitan
d = diameter tebal kawat dalam cm
n = jumlah lilitan
Contoh:Berapakah besarnya induksi diri sebuah induktor tunggal dengan jari-jari koker 0,5 cm sebanyak 100 lilitan dengan diameter kawat 1 mm?
Jawab: L = 4 x ( x r x (2r/d + 0,33) x 10-9 x n
L = 4 x 3,14 x 0,5 x (2×0,5/0,1 + 0,33) x 10-9 x 100
L = 6,48 uH
Induktor dengan gulungan berlapis nilai induksi diri dapat dicari dengan rumus: L = n2 x d x ( x 10-9
Dimana: L = Induksi sendiri dalam satuan Henry (H)
n = jumlah lilitan
d = diameter koker dalam cm
l = panjang gulungan dalam cm
( = nilai perbandingan
h = tinggi (tebal) lapisan dalam cm
1 – (2xh/(d+h))
Nilai perbandingan: ( = 20 x ———————-
1 + (2xl/(d+h))
Komponen elektronik yang termasuk induktor karena memakai lilitan kawat antara lain:
- Trafo daya yang dikenal dengan trafo step up dan trafo step down
- Trafo frekuensi rendah dikenal dengan trafo input dan output
- Trafo frekuensi tinggi misalnya spull antena dan spull osilator
- Trafo frekuensi menengah antara dikenal dengan trafo IF
- Gulungan bicara pada mikropon atau gulungan yang terdapat pada spiker dikenal dengan moving coil.
- Gulungan pada relay
- Gulungan pada filter frekuensi tinggi dikenal dengan nama Rfc (Radio frekuensi choke) dan frekuensi rendah (choke)
- Gulungan pada motor listrik atau dinamo listrik
- Gulungan pada head playback, head rekam dan head hapus (erase head)
Hukum Ohm Dan Rangkaian Seri – Paralel
Hukum Ohm menyatakan:“Besarnya kuat arus (I) yang melalui konduktor antara dua titik berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan(V) di dua titik tersebut, dan berbanding terbalik dengan hambatan atau resistansi(R) di antara mereka”
Dengan kata lain bahwa besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah hambatan (R) selalu berbanding lurus dengan beda potensial(V) yang diterapkan kepadanya.
Hukum Ohm dikemukakan oleh Georg Simon Ohm, fisikawan dari Jerman pada tahun 1825. Hukum Ohm kemudian dipublikasikan pada tahun 1827 melalui sebuah paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically“.
Berikut ini contoh penerapan Hukum Ohm untuk menghidupkan lampu LED.
Menghitung Resistor Seri
Pada rangkaian beberapa resistor yang disusun seri, maka dapat diperoleh nilai resistor totalnya dengan menjumlah semua resistor yang disusun seri tersebut. Hal ini mengacu pada pengertian bahwa nilai kuat arus disemua titik pada rangkaian seri selalu sama.
Menghitung Resistor Paralel
Pada rangkaian beberapa resistor yang disusun secara paralel, perhitungan nilai resistor totalnya mengacu pada pengertian bahwa besar kuat arus yang masuk ke percabangan sama dengan besar kuat arus yang keluar dari percabangan (I in = I out). Dengan mengacu pada perhitungan Hukum Ohm maka dapat diperoleh rumus sebagai berikut.
Menghitung Kapasitor Seri
Pada rangkaian kapasitor yang disusun seri maka nilai kapasitor totalnya diperoleh dengan perhitungan berikut.
Menghitung Kapasitor Paralel
Pada rangkaian beberapa kapasitor yang disusun secara paralel maka nilai kapasitor totalnya adalah penjumlahan dari semua nilai kapasitor yang disusun paralel tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar